![]() |
| KRL Commuter Tokyo Metro (TM)-7000 |
Dalam sambutannya Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar, menyatakan pengadaan gerbong khusus wanita bukan dimaksudkan untuk melakukan pemisahan gender, melainkan tindak lanjut terhadap banyaknya laporan tindak pelecehan seksual dan kekerasan yang dialami oleh penumpang wanita.
Karena kereta ini khusus diperuntukan bagi perempuan dan anak di bawah 10 tahun, desain interior kereta pun dibuat tampil lebih girly. Kursi tempat duduknya berwarna merah muda nan mencolok. Di beberapa dinding kereta juga ditempeli beberapa stiker peringatan dengan bentuk yang lebih menarik.
Meski demikian tidak ada sanksi yang tegas bagi para pria yang nekat menumpang gerbong kereta khusus wanita (KKW) dalam rangkaian KRL Jabodetabek. Hanya ada sanksi moral yang diharapkan diberikan oleh para wanita penumpang gerbong bersangkutan.
“Ya itu pilihan saja. Kalau merasa tidak ada masalah atau dapatnya di gerbong tengah bersama kaum Adam, ya terserah saja. Tetapi bisa ada rasa risih, takut atau terganggu, silakan naik gerbong nomor 1 dan 8,” jelas Dirut PT KAI, Ignatius Jonan.
Menurut PT KAI, AC non freon ini untuk mendukung Indonesia Go Green. Kalau tanggapannya bagus, semua kereta diharapkan akan pakai AC hidrokarbon.
KRL seri 7000 ini, kata dia, merupakan KRL pertama yang menggunakan hydrocarbon yang merupakan salah satu jenis freon AC yang ramah lingkungan. Menurut Deputi 3 Kementerian Lingkungan Hidup Masnelyarti Hilman, penggunaan hydrocarbon ini adalah produk dalam negeri yang bisa menyebabkan penurunan emisi gas rumah kaca. “Penggunaan bahan yang lama bisa menyebabkan rusaknya lapisan ozon,” ujarnya.

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail juga meminta agar gerbong kereta api listrik Jabodetabek ditambah. Pasalnya, banyak warga Depok yang mengeluh sering tak terangkut. “Bukan karena warga senang di atas gerbong, tapi karena tidak ada tempat duduk di kereta sehingga sampai harus di atas gerbong. Usul masyarakat tolong rangkaiannya ditambah jumlahnya dan frekuensi kedatangan ditambah,” katanya seusai peluncuran Kereta Khusus Wanita di Depo Depok kemarin.
PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) telah menganggarkan pembelian 118 kereta rel listrik (KRL) dari Jepang. Dari jumlah tersebut, 60 unit sudah tiba dan langsung dioperasionalkan. Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Bambang Wibiyanto menyatakan KRL yang didatangkan merupakan hasil produksi tahun 1985 dengan jenis seri 7.000 dan seri 05. “Sebenarnya waktu kita datang ke Jepang, kereta ini masih digunakan, tapi masih layak pakai,” kata Bambang di sela-sela peluncuran KRL seri 7.000 dan 05 di Jakarta, Kamis (19/8/2010).
Menurut Bambang, meski bukan barang baru, KRL seri 7.000 dan 05 diprediksi akan mampu bertahan selama 15 sampai 20 tahun. Disebutkan, KRL tersebut seharga Rp 1 miliar per unit. “Jadi, jika sesuai program kami butuh 118 KRL berarti total nilai investasinya Rp 118 miliar,” kata Bambang. Lebih lanjut Bambang menjelaskan, saat ini PT KCJ baru memiliki 386 unit KRL yangharus melayani lebih dari 450 ribu penumpang per hari. Idealnya untuk pelayanan penumpang dengan jumlah tersebut, diperlukan 500 unit KRL. Karena itu, PT KCJ menganggarkan pengadaan 118 KRL tambahan dari Jepang.

Lantas bagaimana tanggapan masyarakat terhadap KRL baru ini? Di situs berita detik.com, dialeta isma melalui facebook berkomentar: terima kasih untuk pt. kai atas perhatiannya untuk kaum wanita..semoga penumpang lain khususnya kaum pria dapat mengerti tanpa perlu diusir duduk dengan paksa..”sukses buat pt.kai”.Sementara imam muhlis bilang: “mantabbbbbbbbbb”.
Hari pertama pemakaian gerbong perempuan telah menimbulkan kelucuan. Seperti diungkapkan seorang warga Azalea di status facebooknya 20 Agustus 2010 ini: “Pagi ini seru juga loh.. Semua laki2 yg ngotot naik di gerbong khusus wanita, diusir dgn tegas oleh petugas krl.. Mdhn2 tdk hanya sementara.. Mantaff..”
Nah, warga Azalea, tampaknya perlu berfikir ulang untuk beralih ke kereta, jika selama ini masih pakai kendaraan pribadi. Boleh dicoba lho….

Tidak ada komentar:
Posting Komentar