Kamis, 30 Desember 2010

Gambar Lokomotif yang ada di Indonesia

Berikut adalah Gambar Teknis beberapa lokomotif yang beroperasi di Indonesia :

1. BB301 (Diesel Hydrolics (KRUPP) Jerman)

bb301

2. BB303(Diesel Hydrolics (KRUPP) Jerman)

bb303

BB304 (Diesel Hydrolics (KRUPP) Jerman)

bb304

3. BB300 (Diesel Hydrolics KRUPP)

blue-red-bb300

4. CC201Merah-Biru (PERUMKA) (Diesel Electrik Made In General Electric U.S.A Kanada)



5. CC201 Putih (Diesel Electrik Made in General Electric U.S.A Kanada)

white-cc201

6. CC203 (Diesel Electrik Made in U.S.A Kanada)

cc203-rev

7. BB201

bb201

Rabu, 08 Desember 2010

KA Bogowonto, Kereta Ekonomi berfasilitas AC hasil karya dari negeri sendiri


     Didampingi Dirjen Perkereta Apian Tundjung Inderawan serta direksi PT KAI (Persero),Menteri Perhubungan Freddy Numberi Meresmikan operasional KA Ekonomi ber-AC di Stasiun Ps.Senen (3/9/2010). Dalam peresmian tersebut, Freddy bertindak sebagai petugas PPKA (Petugas Perjalanan Kereta Api) yang memberangkatkan KA.


CC 203 23 with KA. Bogowonto di jalur 2 Jatinegara

    KA Ekonomi yang diberangkatkan Freddy bernama KA Bogowonto dengan Relasi Ps.Senen (PSE)-Kutoarjo (KTA).PP. Pada saat peresmian, KA Bogowonto beroperasi dari Ps.Senen (PSE) berangkat pukul 20.30.WIB dan dari Stasiun Kutoarjo (KTA) berangkat pukul 09.10.WIB. Namun sejak tanggal 12 September 2010, KA Bogowonto mengalami perubahan jadwal menjadi pukul 09.10.WIB berangkat dari Ps.Senen (PSE) dan pukul 18.30.WIB berangkat dari Kutoarjo (KTA).

     Sedangkan Tarif KA Bogowonto dipatok sebesar Rp.70000,-per orang. Tarif ini lebih mahal dibanding Kereta Ekonomi Kuto Jaya dngn tujuan yang sama yaitu sebesar Rp.43000,-per orang. Tetapi lebih murah dari KA Sawung Galih (K-2 / Bisnis) dengan tujuan yang sama. Tarif KA Sawung Galih dipatok sebesar Rp.90000,- sampai Rp.150000,-per orang.

CC 203 23 Dipo Induk JNG with KA Bogowonto
     Pengoperasian Kereta Api Ekonomi-AC, merupakan salah satu program yang telah dilaksanakan Dirjen PerKeretaapian kementerian Perhubungan dalam rangka meningkatkan pelayanan angkutan penumpang kelas K-3 / Ekonomi. Dan mulai tahun 2010, Direktorat Jenderal PerKeretaapian dan kementeriaan Pehubungan telah menetapkan standar Kereta kelas K-3/Ekonomi dengan dilengkapi pendingin udara/AC (Air Conditioning).

    Di sela peluncuran, Freddy menuturkan bahwa dioperasikan Kereta Ekonomi-AC KA Bogowonto tersebut bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang Kereta Api kelas K-3 / Ekonomi. Dengan demikian transportasi Kereta Api yang banyak digunakan oleh penumpang Masyarakat kelas menengah kebawah itu bias memperoleh layanan dan jaminan bertransportasi.

CC 201 128 R with KA Bogowonto di Stasiun Cirebon (CN)
    “Rencananya tahun 2013 seluruh Kereta Api Kelas K-3 / Ekonomi akan dilengkapi dengan AC. Dengan demikian peluncuran KA Bogowonto ini mudah-mudahan bias memberikan pelayanan yang lebih baik kepada penumpang,”katanya. Kereta ekonomi AC ini merupakan desain / rancangan bangun industri dalam negeri Indonesia yaitu PT.INKA (Industri Kereta Api). Secara umum Kereta Api dirancang sama dengan Kereta Api ekonomi sebelumnya namun perbedaannya interior dan kelengkapan penumpang antara lain jumlah tempat duduk penumpang semula untuk kelas ekonomi jumlah tempat duduknya byang tersedia berjumlah 160 tempat duduk, namun dengan kereta baru ini menjadi 80 tempat duduk penumpang, dan yang paling utama dilengkapi dengan pendingin udara / AC (Air Conditioning).

    Kereta ini dirancang dengan kecepatan maximal lokomotif 100 Km/h dangan umur teknis fisik tidak kurang dari 25 tahun. Rangkaian Kereta APi ini dilengkapi dengan kereta makan / Gerbong restorasi, Gerbong Pembangkit Listrik Generator berkekuatan 2X259 KVA yang digunakan untuk suplai rangkaian Kereta Api. Untuk membuat Kereta ini PT.INKA menghabiskan dana 38,3 Miliar dengan harapan benar-benar bisa dimanfaatkan sepenuhnya untuk rakyat. Dana itu bersumber dari dana APBN tahun 2010. “Oleh karena itusaya berharap penumpang bisa merawat Kereta Api ini. Jadi tetap bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama,”terang Freddy. Manager  Humas DaOp (Daerah Operasional)-1 Jakarta, PT KAI (Persero),Mateta Rizalulhaq menuturkan, KA Bogowonto dipilih dengan Kutoarjo (KTA),karena jurusan itu banyak yang dituju pemudik. Nama Kereta Api itu sendiri disesuaikan dengan nama salah satu sungai terbesar di Kutoarjo (KTA) yaitu Sungai Bogowonto.

    “Kami berharap, KA Ekonomi-AC Bogowonto bisa memanusiakan penumpangnya, mengingat pada tahun 2013, semua Kereta Api Ekonomi akan dihapuskan semua dan digantikan Kereta Api ekonomi-AC,” kata Mateta.

Minggu, 14 November 2010

sang Legenda Biru Malam (KA.BiMa "Biru Malam")

CC 20340 with.KA.34 BiMa
     Bima adalah nama kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api di Jawa dengan jurusan Jakarta - Surabaya lewat jalur selatan.
Kereta api Bima pertama kali diluncurkan pada tanggal 1 Juni 1967; mengawali sejarah pengoperasian kereta api berpengatur suhu ruangan/ Air Conditioner di Indonesia. KA ini melayani perjalanan koridor Jakarta - Surabaya lewat Yogyakarta. Nama Bima merupakan singkatan dari Biru Malam, karena pada awal peluncurannya rangkaian KA ini bercat biru dan beroperasi pada malam hari. Selain itu, kata Bima dianalogikan pula dengan nama dari salah satu tokoh pewayangan Bima yang memang digambarkan memiliki karakter tubuh tinggi besar, kokoh, kekar, kuat dan pemberani. Karakter itu dilekatkan pada KA Bima untuk menggambarkan kehandalan perjalanan dan kualitas pelayanannya yang selalu siap dalam berbagai cuaca.

CC 20340 Dipo Induk SDT (Sidotopo)
        Di awal pengoperasiannya, KA Bima dilengkapi dengan kereta berfasilitas tempat tidur (couchette) dan eksterior kereta yang sengaja dicat dengan warna biru. Sejak tanggal 9 Juni 1990 KA Bima mengalami perubahan interior menjadi kereta kelas eksekutif dengan tetap dilengkapi fasilitas pendingin ruangan (AC) dengan menghapus fasilitas kereta bertempat tidur. Perubahan layanan dilakukan lagi sejak tanggal 1 Agustus 2002 dengan mengganti rangkaian KA Bima dengan rangkaian kereta api sekelas Argo dengan kapasitas angkut sebanyak 400 orang (membawa rangkaian 8 kereta kelas eksekutif).

      Perjalanan Jakarta Kota - Surabaya Gubeng (825 km) melalui Lintas Selatan ditempuh dalam waktu kurang lebih 13 jam dan berhenti di stasiun Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta Tugu, Solo Balapan, Madiun, Kertosono, dan Jombang. Selain itu, banyak penumpang KA Bima yang melanjutkan perjalanan ke Denpasar dengan menggunakan Kereta api Mutiara Timur.

Kamis, 11 November 2010

Sewindu tak Lebaran bersama Keluarga (Masinis Lokomotif Dipo Jatinegara)

  Muhamad Faisal itulah nama seorang masinis Lokomotif Dipo Induk Jatinegara (JNG) tapi bersuku Sunda,Keramahan karakternya membuatnya cukup terkenal di Dipo Induk Lokomotif Jatinegara (JNG) "Saya selalu menikmati pekerjaan sebagai masinis dengan penuh tanggung jawab" ujar Faisal.







  Sekilas melihatnya, Pria berkulit hitam dan berperawakan besar ini terkesan sangar,namun kesan tersebut langsung hilang,masinis senior itu langsung menyapa
"Ada yang bisa saya bantu neng?,"
ujarnya ramah dengan logat sunda yang khas,suasana awal tegang segenap langsung cair

  Sudah 27tahun lamanya,masinis asal Padalarang-Bandung Barat ini selalu semangat bertugas sebagai masinis,sekaligus Pengawas Lokomotif di DIpo Induk Lokomotif Jatinegara (JNG)'hingga kini semangatnya untuk mengantarkan penumpang dengan selamat sampai tujuan tidak pernah luntur olehnya.

  "Rezeki paling besar yang saya rasakan adalah ketika saya mampu membawa penumpang selamat,lancar sampai tujuan",ucap bapak 2anak ini dngn tulus.

    Tentu banyak suka duka yang pria berumur 49 tahun ini rasakan selama menjalankan tugasnya sebagai masinis, menurutnya saat-saat yang paling menyedihkan adalah ketika para penumpang yang menyalahkan cara kerjanya yang taat peraturan.
"Misalnya ketika kereta api tertahan sinyal dalam waktu lama,pasti ada saja penumpang yang menyalahkan,padahal saya mengikuti peraturan demi keselamatan mereka juga,"ungkap Faisal mencontohkan.

Kawasan Dipo Induk Lokomotif Jatinegara (JNG)
Jika diingatkembali,ternyata sudah hampir sewindu Faisal tidak berkumpul bersama keluarga di Hari Raya. waktu sahur dan berbuka puasa juga kerap ia habiskan didalam kabin lokomotif yng sedang menarik rangkaian kereta yang sedang berjalan.
"Kami (MASINIS.red) adalah pelayan umum yang tak pernah mengenal hari raya. Kapanpun ditugaskan kami harus selalu siap,'ujar Faisal bersemangat.Untuk mengobati kerinduannya itu,Faisal selalu membawa foto sang putri yang masih berumur 5tahun ketika sedang berdinas.
Dibalik itu semua, Faisal sudah sangat bersyukur memiliki keluarga yang sangat mendukung pekerjaannya, sejak anak-anaknya masih kecil, faisal sudah mendidiknya dengan mandiri. Tidak heran kalau anak-anaknya yang sudah mengerti akan profesinya kini tak lagi menkomplainnya karena jarang pulang.

Namun Faisal juga tak bisa menyembunyikan kerinduannya saat ia mendengar alunan merdu suara takbir dari dalam kabin Lokomotif.
"Rasanya ingin menangis juga disaat semua orang berkumpul bersama keluarga tapi saya tetap berada didalam ruang kabin lokomotif, tapi demi tugas tetap saya akan laksanakan'"tambahnya.

Gerbong Kereta Khusus Wanita (KKW) di KRD PramEks (Prambanan Ekspress) "Yogyakarta-Kutoarjo-Solo.PP"

Gerbong KKW nampak penuh dan sarat penumpang
   Setelah sukses Menerapkan Gerbong Kreta Khusus Wanita (KKW) di KRL (Kereta Rel Listrik)Commuter Divisi JABODETABEK,kini gerbong KKW sudah merambat ke KRD (Kereta Rel Diesel) PramEks (Prambanan Ekspress) jurusan Yogyakarta (YK)-Kutoarjo (KTA)-Solo (SLO).PP yang diluncurkan secara resmi oleh gusti kanjeng Ratu Hemas,Anggota DPD RI sekaligus istri Gubernur DIY Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X bersama walikota Yogyakarta Herry Zudianto di Stasiun Tugu Yogya pada tanggal 4 september 2010'

    Dalam Sambutannya Gusti Hemas Mengaku memberikan apresiasi yang sangat positif atas upaya PT.KAI Daop 6 YK (Yogyakarta) untuk mewujudkan Kereta Khusus Wanita (KKW),"Ini menunjukan bahwa Daop 6 YK (Yogyakarta) tak hanya menunjukan Pentingnya memberikan pelayanan dan kelancaran penumpang tetapi juga rasa aman dan nyaman." ujarnya.
KRD PramEks (Prambanan Ekspress)

   Dengan adanya tambahan KKW ini maka KRD PramEks kini dalam satu rangkaianterdiri dari enam gerbong (5 gerbong KRD Reguler + 1 Gerbong KRD KKW),khusus  gerbong KKWnya dapat menampung sekitar 150 orang penumpang,satu gerbong khusus tersebut dibuat dengan aksen feminim dan ditempatkan dirangkaian paling depan atau belakang.

KRD PramEks Reguler sebelum dikasih KKW
     Untuk menjaga kekhususannya,didalam gerbong KKW disiagakan beberapa petugas keamanan wanita,meski kereta Khusus namun tarif yang dipatok tetap sama dengan penumpang KRD PramEks Reguler,saat ini PT.KAI Daop 6 YK (Yogyakarta) memiliki lima set KRD PramEks yang beroperasi sepuluh kali setiap harinya untuk tujuan Yogyakarta (YK)-Kutoarjo (KTA)-Solo (SLO).PP.

Selasa, 09 November 2010

KRL Commuter Baru dan Gerbong Kereta Khusus Wanita (KKW)

KRL Commuter Tokyo Metro (TM)-7000
KRLMania, kabar gembira buat Anda. Ya, bagi warga Azalea pengguna KRL, mulai 19 Agustus 2010 PT KAI Commuter Jabodetabek meluncurkan gerbong kereta khusus wanita/Perempuan (KKW). Di stasiun Depok Lama (Stadela) –yang biasa kita pakai itu–,Kamis (19/8/2010) Menteri Perhubungan Fredy Numberi dan Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Gumelar telah meresmikannya. Selain itu juga mulai dipakai kereta baru dari Jepang. Wow makin nyaman bro!
Dalam sambutannya Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar, menyatakan pengadaan gerbong khusus wanita bukan dimaksudkan untuk melakukan pemisahan gender, melainkan tindak lanjut terhadap banyaknya laporan tindak pelecehan seksual dan kekerasan yang dialami oleh penumpang wanita.
Karena kereta ini khusus diperuntukan bagi perempuan dan anak di bawah 10 tahun, desain interior kereta pun dibuat tampil lebih girly. Kursi tempat duduknya berwarna merah muda nan mencolok. Di beberapa dinding kereta juga ditempeli beberapa stiker peringatan dengan bentuk yang lebih menarik.
Secara fisik, gerbong khusus wanita tidak berbeda dibanding gerbong KRL lainnya. Pembedanya hanya stiker-stiker peringatan dan petunjuk yang dicetak dalam warna merah muda. Hingga 2012 seluruh rangkaian KRL komuter Jabodetabek akan memiliki gerbong khusus wanita. Dari tiap rangkaian kereta, terdapat 2 gerbong khusus perempuan. Gerbong khusus wanita ini terdapat di gerbong pertama dan terakhir (gerbong 8). Namun, fasilitas khusus ini baru dioperasikan bagi Kereta Rangkaian Listrik (KRL) AC Ekonomi dan KRL Express tujuan Jakarta-Depok. Harga tiketnya sama.
Meski demikian tidak ada sanksi yang tegas bagi para pria yang nekat menumpang gerbong kereta khusus wanita (KKW) dalam rangkaian KRL Jabodetabek. Hanya ada sanksi moral yang diharapkan diberikan oleh para wanita penumpang gerbong bersangkutan.
“Ya itu pilihan saja. Kalau merasa tidak ada masalah atau dapatnya di gerbong tengah bersama kaum Adam, ya terserah saja. Tetapi bisa ada rasa risih, takut atau terganggu, silakan naik gerbong nomor 1 dan 8,” jelas Dirut PT KAI, Ignatius Jonan.
Untuk menambah kenyamanan penumpang, AC di kereta yang terdiri dari 8 gerbong kereta itu juga akan dipasangi AC Hidrocarbon yang ramah lingkungan. Pemasangan AC non-freon tersebut sebagai dukungan dan turut serta Indonesia Go Green.
Menurut PT KAI, AC non freon ini untuk mendukung Indonesia Go Green. Kalau tanggapannya bagus, semua kereta diharapkan akan pakai AC hidrokarbon.
KRL seri 7000 ini, kata dia, merupakan KRL pertama yang menggunakan hydrocarbon yang merupakan salah satu jenis freon AC yang ramah lingkungan. Menurut Deputi 3 Kementerian Lingkungan Hidup Masnelyarti Hilman, penggunaan hydrocarbon ini adalah produk dalam negeri yang bisa menyebabkan penurunan emisi gas rumah kaca. “Penggunaan bahan yang lama bisa menyebabkan rusaknya lapisan ozon,” ujarnya.
Sementara itu, KCJ sendiri akan mengoperasikan 4 rangkaian baru KRL seri 7000 yang merupakan KRL pertama dengan pendingin ruangan hydrocarbon yang ramah lingkungan. Gerbong-gerbong ini baru didatangkan dari Jepang pada Jumat (13/8/2010) pekan lalu. Seri 7000 merupakan salah satu unit gerbong dalam program penambahan KRL yang direncanakan mencapai 118 unit pada 2010. Saat ini PT KCJ telah memiliki 40 unit KRL seri 7000 dan 50 unit seri 05. Masih akan ada tambahan 8 unit KRL bantuan Kementerian Perhubungan dan 20 unit seri 6000.
Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail juga meminta agar gerbong kereta api listrik Jabodetabek ditambah. Pasalnya, banyak warga Depok yang mengeluh sering tak terangkut. “Bukan karena warga senang di atas gerbong, tapi karena tidak ada tempat duduk di kereta sehingga sampai harus di atas gerbong. Usul masyarakat tolong rangkaiannya ditambah jumlahnya dan frekuensi kedatangan ditambah,”  katanya seusai peluncuran Kereta Khusus Wanita di Depo Depok kemarin.


PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) telah menganggarkan pembelian 118 kereta rel listrik (KRL) dari Jepang. Dari jumlah tersebut, 60 unit sudah tiba dan langsung dioperasionalkan. Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Bambang Wibiyanto menyatakan KRL yang didatangkan merupakan hasil produksi tahun 1985 dengan jenis seri 7.000 dan seri 05. “Sebenarnya waktu kita datang ke Jepang, kereta ini masih digunakan, tapi masih layak pakai,” kata Bambang di sela-sela peluncuran KRL seri 7.000 dan 05 di Jakarta, Kamis (19/8/2010).
Menurut Bambang, meski bukan barang baru, KRL seri 7.000 dan 05 diprediksi akan mampu bertahan selama 15 sampai 20 tahun. Disebutkan, KRL tersebut seharga Rp 1 miliar per unit. “Jadi, jika sesuai program kami butuh 118 KRL berarti total nilai investasinya Rp 118 miliar,” kata Bambang. Lebih lanjut Bambang menjelaskan, saat ini PT KCJ baru memiliki 386 unit KRL yang
harus melayani lebih dari 450 ribu penumpang per hari. Idealnya untuk pelayanan penumpang dengan jumlah tersebut, diperlukan 500 unit KRL. Karena itu, PT KCJ menganggarkan pengadaan 118 KRL tambahan dari Jepang.


Lantas bagaimana tanggapan masyarakat terhadap KRL baru ini? Di situs berita detik.com, dialeta isma melalui facebook berkomentar: terima kasih untuk pt. kai atas perhatiannya untuk kaum wanita..semoga penumpang lain khususnya kaum pria dapat mengerti tanpa perlu diusir duduk dengan paksa..”sukses buat pt.kai”.
Sementara imam muhlis bilang: “mantabbbbbbbbbb”.
Hari pertama pemakaian gerbong perempuan telah menimbulkan kelucuan. Seperti diungkapkan seorang warga Azalea di status facebooknya 20 Agustus 2010 ini: “Pagi ini seru juga loh.. Semua laki2 yg ngotot naik di gerbong khusus wanita, diusir dgn tegas oleh petugas krl.. Mdhn2 tdk hanya sementara.. Mantaff..”
Nah, warga Azalea, tampaknya perlu berfikir ulang untuk beralih ke kereta, jika selama ini masih pakai kendaraan pribadi. Boleh dicoba lho….


Kamis, 04 November 2010

KA Parahyangan, Sang Legendaris Pun Harus Berhenti

KA.Parahyangan di tikungan Tiber
27 April 2010, PT Keretapi Indonesia  memutuskan untuk menghentikan operasional kereta api legendaris di Indonesia, khususnya bagi pelaku komuter Jakarta-Bandung,  yaitu KA Parahyangan.
Banyak kisah, cerita bersama dengan nyaris 40 tahun beroperasinya kereta yang sempat jadi kereta  “menak” di tahun 1980-an tsb.  Saya mencari berbagai macam situs berita on line dan situs tentang perkerataapian di Indonesia khususnya tentang KA Parahyangan ini. Banyak kisah mulai yang mengembirakan, yang lucu sampai mengharukan


Beberapa orang ada yang merasa aneh dengan “gegernya” berita tentang penghentian operasinya KA Parahyangan ini. Benar, memang, bagi orang-orang yang tidak pernah merasakan pengalaman naik KA Parahyangan, tentu akan sukar memahami perilaku para pecinta KA ini.  Perilaku yang dari normal-normal saja sampai yang ajaib. Maka, saya merasa perlu membuat artikel ini dengan sedikit menyisipkan kenangan saya sebagai salah satu pengguna moda transportasi ini. Sekalian untuk mengenang jasa-jasa KA Parahyangan dalam beberapa episode kehidupan saya.


 Sebelum saya kisahkan sedikit pengalaman saya, ada baiknya perlu dimulai sedikit dari kisah si KA legendaris ini.  Sebelum bernama KA Parahyangan, oleh pemerintah kolonial Belanda pada sebelum kemerderkaan RI, jalur kereta api yang menyusuri Tatar Priangan Barat dari Bandung menuju Jakarta untuk mengangkut hasil bumi, dioperasikan kereta pengangkut yang bernama KA Vlugge Vier.


Kontur tanah yang berbukit dan berlembah membuat moda kereta api menjadi angkutan yang efisien pada saat itu., untuk membawa kina dan teh dari Preanger Planters yang memang banyak dibuka di wilayah Priangan bagian barat.
Kemudian dengan menggunakan jalur kereta api eks jalurnya Vlugge Vier, Pemerintah RI lewat PNKA saat itu, memulai dioperasikannya kereta api khusus bernama KA Parahijangan, yang akhirnya disesuaikan ejaannya menjadi KA Parahyangan. Dioperasikan pertama kali pada 31 Juli 1971. Menurut berbagai situs tentang perkeretaapian di Indonesia, KA Parahijangan adalah kereta api pertama kali di Indonesia yang gunakan Lokomotif diesel CC 200 buatan General Electric . co, USA.

Saya masih ingat masa ketika saya masih bisa menaiki KA Parahyangan yang gerbongnya di bagian luar masih bercat merah, loko tsb bercat kuning dan hijau dengan gambar seperti burung elang dengan sayap yang panjang membentang dari tengah ke samping, di bagian depan lokonya.
KA.Parahyangan (1990-2000)
Sejak dioperasikan, KA Parahyangan ini sempat menjadi salah satu alat untuk menunjukkan status sosial penggunanya. Pada 1980-an. KA Parahyangan ini mampu menempuh jarak 173 KM dari Bandung ke Jakarta hanya dengan waktu tempuh 2 jam saja. Maka, pada saat itu, naik KA Parahyangan bisa dikatakan menaikan gengsi, privilese.
Selain masalah kecepatan waktu, jalur kereta api yang melewati Priangan Barat menawarkan pemandangan indah a la mooi indie. Melalui tiga jembatan, salah satunya Jembatan Cikubang, penumpang bisa melihat ke a rah lembah, ada kota Purwakarta dan Cikampek. Melewati satu terowongan yang bernama Terowongan Sasaksaat, sepanjang 950 meter, sekira 1 menit kereta berjalan melaluinya. Pemandangan indah sesaat lenyap, hanya ada kegelapan dan suara gemuruh roda kereta bergemuruh beradu dengan rel.

Tidak lupa dan tidak ketinggalan, salah satu ciri khas KA Parahyangan adalah Nasi Gorengnya. Para penumpang umumnya menyantap Nasi Goreng ini ditemani minum Teh Manis panas. Sebetulnya rasa Nasi Goreng dari dapur restorka KA parahyangan ini, biasa saja. Standar. Tetapi manakala menikmati Nasi Goreng di dalam gerbong kereta dengan disuguhi pemandangan alam indah, mungkin inilah sensasi rasa enaknya Nasi Goreng Parahyangan itu berasal.
Saya sendiri pernah beberapa kali mencicipi Nasi Goreng ini ketika saya memang tidak membawa bekal atau lapar karena belum sempat menyantap makan ketika naik kereta ini. Karena rasanya yang standar saja di lidah saya, maka saya hentikan membeli Nasi Goreng ini dan hanya sesekali membeli Teh Tawar panas atau Kopi Susu panas.


CC 20177 with.KA Parahyangan

Saya tidak ingat persis kapan tepatnya gerbong KA Parahyangan berganti cat menjadi krem kemudian seperti sekarang ini yang bercat putih. Yang saya ingat adalah ketika gerbongnya masih bercat merah, interior di bagian dalamnya dilengkap dengan kipas angin biasa, dan toiletnya juga lebih sering tidak bersih.  Jendelanya yang bagian atas, bisa dibuka dengan putaran. Sehingga penumpang bisa merasakan angin pegunungan Priangan Barat yang sejuk sampai membikin ngantuk.  Karenanya perjalanan pulang Jakarta-Gambir ke Bandung akan tetap menyenangkan meski tidak ada AC. Kesejukan Priangan Barat menjadi pengganti AC.
Sedikit perbaikan ketika gerbong diremajakan. Toilet kondisinya lebih baik. Tetapi rasanya masih kurang bersih, jadi saya harus selalu bawa kertas tissue sendiri untuk digunakan saat gunakan toilet duduk di dalam gerbong.  Di gerbong kelas bisnis, pendingin ruangannya tetap menggunakan kipas angin di langit-langit gerbong selain PT KA menambahkan beberapa gerbong kelas eksekutif yang ber-AC, dengan jendela besar yang tentu saja tidak bisa dibuka, dan semua gerbongnya kelas eksekutif, sudah diberi peredam kejut untuk meredam guncangan saat roda-roda gerbong menggilas sambungan rel.

Add caption


Tempat duduknya juga dimodifikasi dengan mode reclining seat, berpelapis beludru bercorak. Kain beludru pelapisnya produksi perusahaan tekstil dalam negeri. Masih dalam ingatan saya juga ketika pertama kalinya KA Parahyangan memiliki gerbong eksekutif, setiap penumpang kelas eksekutif diberikan satu kotak kardus kecil berisi sepotong roti, saepotong kue dan segelas air minum mineral. Pelayanan ini menghilang termasuk menghilang juga di seluruh gerbong kereta eksekutif lainnya, seiring dengan kebijakan PT KA menurunkan tarif kereta untuk menjaring banyak penumpang
Dari KA Parahyangan inilah sejak kecil saya mengenal bunyi-bunyi khas yang mengiringi keberangkatan suaru rangkain kereta. Dimulai dari  bunyi ting tong teng tong…tong tang ting tong, khas stasiun yang menyudahi pengumuman keberangkatan kereta, peluit panjang yang ditiup PPKA (Pemimpin Perjalanan Kereta Api), disambut dengan bunyi klakson kereta oleh Pak Masinis dan tentu saja tidak lupa, suara roda kereta beradu dengan rel berbunyi : jrekk, jrekk, drunggg, drunggg…., berulang-ulang dan baru akan ada suara bergemuruh, ketika kereta melewati jembatan.

CC 20166 with KA.Parahyangan (PJKA)



BB 30151 with. KA.Parahyangan
Namun mungkin saya tidaklah terlalu merasa kehilangan berat seperti halnya para pecinta kereta ini, yang rata-rata memang komuter. Kita bisa membaca dari berbagai situs berita di Tanah Air, mengenai rasa sentimental para pecinta KA Parahyangan ini, di perjalanan terakhirnya Senin, 26 April 2010 lalu.
Ada yang ketemu jodoh di situ, ada cerita seorang pramugara sempat naksir seorang penumpangnya. Awak kabin kereta yang kenal dengan beberapa penumpang setia sampai ibarat seperti punya keluarga. Ada cerita perjuangan cinta seorang pemimpin perusahaan yang menyerahkan satu seserahannya berupa sekotak tisu KA Parahyangan.  Kabarnya semasa sejak perkenalan sehingga mesti bolak-balik Jakarta-Bandung dengan kereta tsb, tisunya selalu dikumpulkan sebagai bukti cintanya kepada sang gadis pujaan sampai berhasil jadi istrinya.
Ada kisah perjuangan ketika beberapa mahasiswa selesai kuliah berjuang ke Jakarta mencari kerja menumpang kereta ini, atau perjuangan komuter bagi yang bekerja di Jakarta tetapi keluarga tinggal di Bandung. Ada juga yang mengharukan, dari seorang penumpang setia yang mengumpulkan seluruh tiket KA Parahyangan sejak masih berupa lembaran karton yang kecil kira-kira jempol orang dewasa sampai tiket terakhir berupa lembaran kertas dicetak dengan printer dot matrix dan ditandatangani masinisnya pada perjalanan terakhir 26 April 2010 lalu.
Lalu, apanya, sih, yang membuat KA Parahyangan ini serasa istimewa? Karena harga tiketnya yang terjangkau bagi kantong masyarakat banyak. Dengan harga terakhir yang hanya Rp 30 ribu, seseorang sudah bisa pergi dari sekali jalan dari Bandung ke Jakarta atau sebaliknya.




Kemudian, jalur kereta api selalu bebas dari macet meski tidak menjamin KA akan tiba dan berangkat tepat waktu. Meski waktu tempuhnya menjadi 3,5 jam, lebih lama daripada waktu tempuh travel via tol yang hanya 2 jam, tetapi buat sebagian masyarakat, KA Parahyangan itu ibarat penolong. Sayang sekali “sang penolong” ini akhirnya harus menyerah melawan situasi zaman.  Banyak penumpang setianya yang beralih ke travel sejak Tol Cipularang dibuka pada 2005. Pelayanan travel yang memungkinkan point to point tertentu bahkan door to door, menyebabkan KA Parahyangan mulai kehilangan penumpangnya kecuali saat akhir pekan dan saat –saat libur hari raya. PT KAI merugi sampai Rp 36 miliar dengan situasi KA Parahyangan yang sekarat seperti itu.
Sepertinya pemerintah juga tidak ada kehendak untuk menyelamatkan operasional kereta ini, yang tentu saja jauh lebih ramah lingkungan daripada pakai travel dengan armada mobilnya yang banyak. Maka keputusan tragispun harus segera dieksekusi : KA Parahyangan harus dihentikan!
Saya dapat memaklumi keputusan sulit yang diambil PT KAI. Bagaimanapun mengoperasikan moda transportasi yang merugi bisa membebani kelangsungan hidup PT KAI, dan ini dapat mempengaruhi pemeliharaan KA-KA lainnya.
Tetapi dengan dihapuskannya KA Parahyangan ini, juga menjadi bukti bahwa pemerintah negeri ini mengabaikan penyediaan moda transportasi murah yang merakyat.  Sisi lainnya lagi, pengusaha travel diuntungkan dengna berakhirnya operasional KA Parahyangan. Ironis, memang, tetapi mau apa lagi? Kiranya dengan dihapuskannya KA Parahyangan yang legendaris ini, tidak menular ke KA-KA lainnya. Andai saja KA legendaries ini tetap bisa dioperasikan hanya dengan mengurangi frekuensinya atau dialihkan menjadi kereta khusus wisata.
BB 30406 with.KA.Parahyangan di zaman PJKA
Berita terakhir, sebagian gerbong eks KA Parahyangan dibuat rangkaian kereta baru rute baru, KA Malabar namanya, rute Bandung-Malang pp. Dan gerbong kelas bisnisnya dirangkaikan dengan KA Argo Gede rute Bandung-Jakarta pp, sehingga nama keretanya sekarang jadi Argo Parahyangan. Ya, setidaknya Parahyangan tidaklah benar-benar mati. Tapi tentu saja tarif Parahyangan yang ini tidak akan sama lagi dengan tarif KA Parahyangan yang telah dihentikan.
Jika seorang penggemarnya mengatakan “ Selamat tinggal keretaku Parahyangan.”,  maka saya pribadi lebih suka mengatakan, “ Sampai jumpa lagi di lain operasional. “
KA Parahyangan, karyamu akan terus dikenang sebagai sejarah indah yang pernah digoreskan dalam perjalanan perkeretaapian di negeri ini. Sedih rasanya engkau yang harus dikorbankan mengingat jasamu yang teramat besar. Kami yang tumbuh bersamamu, merasa amat kehilangan.